Jakarta – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menegaskan pentingnya edukasi dan literasi bagi konsumen di pasar ekonomi digital untuk menghindari penipuan dari produk impor yang murah tetapi berkualitas rendah.
“Konsumen di pasar online sering kali tergoda oleh harga murah dari produk impor, sehingga banyak yang tertipu dengan kualitas yang tidak memadai,” ujar Teten Masduki pada acara peringatan Hari UMKM Nasional bersama Komunitas Mitra Merchant Grab Indonesia di Jakarta, Sabtu (7/9/2024).
Menurut Teten, dengan edukasi dan literasi yang baik, konsumen akan lebih mampu memasarkan produk lokal yang sebenarnya memiliki kualitas lebih baik.
Menteri Teten mengakui bahwa meskipun ekonomi digital berkembang pesat, hal ini juga menimbulkan persaingan ketat dengan perusahaan besar dan platform e-commerce internasional. “Persaingan ini menimbulkan tantangan, terutama terkait praktik harga predatory,” katanya.
Dia juga mengungkapkan bahwa dominasi produk impor di platform digital menjadi isu utama, dengan sekitar 90% barang yang dijual adalah produk impor. Hal ini mengurangi peluang bagi UMKM lokal untuk bersaing di pasar global.
“Pemerintah berusaha melindungi UMKM melalui penerapan Permendag Nomor 31 Tahun 2023, yang bertujuan memberikan perlindungan komprehensif bagi UMKM di era ekonomi digital,” jelas Menteri Teten.
Menurut Teten, digitalisasi berperan penting dalam mempercepat perkembangan usaha UMKM. Laporan MSME Empowerment 2022 menunjukkan bahwa digitalisasi telah memberikan manfaat signifikan, dengan peningkatan penjualan rata-rata sebesar 84,2%, efektivitas operasional meningkat 73%, perluasan pasar mencapai 62,8%, dan efisiensi biaya sebesar 50,7%.
MenKopUKM berharap sektor swasta, termasuk Grab Indonesia, tetap konsisten dalam mengutamakan produk lokal dan berkolaborasi lebih erat dengan pelaku UMKM, pemerintah, dan sektor swasta lainnya.(BY)