Jakarta – Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, mengungkapkan bahwa perkiraan jumlah orang yang melakukan perjalanan pada saat Lebaran 2024 diperkirakan mencapai 193,6 juta orang. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2023 yang mencatatkan 123,8 juta orang melakukan pergerakan serupa.
Dalam upaya menghindari kemacetan lalu lintas pada puncak arus mudik, Menhub mengajak badan usaha untuk memberikan diskon tarif tol dan transportasi kepada masyarakat yang mudik lebih awal. Langkah ini diharapkan dapat mendistribusikan pergerakan orang dengan merata, menghindari penumpukan pada satu hari tertentu yang berpotensi menimbulkan kemacetan.
“Berdasarkan pengaturan waktu mudik, diskon tarif transportasi massal untuk mudik awal, mudik gratis, rekayasa lalu lintas, diskon tarif tol, hingga pengaturan lalu lintas khususnya di daerah rawan kepadatan, semuanya akan kami terapkan,” ungkap Menhub dalam keterangan resminya pada Selasa (12/3/2024).
Menhub menambahkan bahwa pemberian diskon tarif tol dan transportasi didasarkan pada hasil survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik bekerjasama dengan Kementerian Perhubungan. Menurut survei tersebut, preferensi masyarakat terhadap sarana transportasi untuk mudik Lebaran sebagian besar tertuju pada kereta api (20,3% atau 39,32 juta orang), bus (19,4% atau 37,51 juta orang), mobil pribadi (18,3% atau 35,42 juta orang), dan sepeda motor (16,07% atau 31,12 juta orang).
Puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada H-2 atau Senin, 8 April 2024, dimulainya cuti bersama, dengan potensi pergerakan mencapai 26,6 juta orang (13,7%). Sementara puncak arus balik diperkirakan pada H+3 atau Minggu, 14 April 2024, dengan potensi pergerakan mencapai 41 juta orang (21,2%).
Survei juga menunjukkan bahwa Jawa Timur menjadi daerah asal perjalanan terbanyak sebesar 16,2% (31,3 juta orang), diikuti oleh Jabodetabek sebesar 14,7% (28,43 juta orang), dan Jawa Tengah sebesar 13,5% (26,11 juta orang).
Sementara itu, Jawa Tengah menjadi daerah tujuan terbanyak dengan persentase 31,8% (61,6 juta orang), diikuti oleh Jawa Timur sebesar 19,4% (37,6 juta orang), dan Jawa Barat sebesar 16,6% (32,1 juta orang).(BY)