Jakarta – Kementerian BUMN mengakui bahwa terjadi penurunan jumlah penumpang Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB), atau yang lebih dikenal sebagai Whoosh, terutama pada periode low season atau di luar masa liburan.
Menurut Kementerian BUMN, jumlah penumpang dipengaruhi oleh jam sibuk (peak hour) atau jam sepi (off peak hour), musim liburan (high season) atau di luar liburan (low season), serta hari kerja ataupun akhir pekan.
Berikut ringkasan fakta-fakta terkait penumpang kereta cepat yang sepi pada Sabtu (3/2/2024):
- Laporan Jumlah Penumpang per Bulan
Menurut Stafsus Arya, data jumlah penumpang yang dikumpulkan oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) hanya bisa direkap secara bulanan. “Kita akan menunggu laporan bulanan untuk melihat tren, jangan langsung menyimpulkan penurunan hanya dalam beberapa hari. Kita harus melihat data secara menyeluruh, termasuk laporan dari KCIC,” jelasnya.
- Sanggahan dari Kementerian BUMN
Kementerian BUMN membantah bahwa penerapan skema dynamic pricing atas harga tiket Kereta Cepat Whoosh disebabkan oleh jumlah penumpang yang sedikit. Menurut Arya, kebijakan tersebut lebih berkaitan dengan fluktuasi jumlah penumpang secara keseluruhan.
- Kondisi Penumpang Bergantung pada Jam Kerja
Arya mengamati bahwa kondisi penumpang kereta cepat mirip dengan penumpang pesawat, di mana jumlahnya dipengaruhi oleh musim high season dan low season. “Pada saat puncak, minat penumpang meningkat. Saat ini, bukan berarti sepi, namun sedikit menurun. Ini adalah fenomena dinamis yang harus kita perhatikan,” ujarnya.
- KA Parahyangan Bukan Persaingan Whoosh
Menurut Arya, tidak ada hubungan langsung antara Kereta Cepat Whoosh dan penurunan jumlah penumpang kereta api Argo Parahyangan. Meskipun begitu, penurunan penumpang kereta cepat tidak selalu berarti keberhasilan kereta api konvensional.
- Tanggapan dari KCIC
General Manager Corporate Secretary KCIC, Eva Chairunisa, menyatakan bahwa minat masyarakat terhadap penggunaan Kereta Whoosh sangat positif. “Dalam menghadapi berbagai isu tentang jumlah penumpang yang menurun, kami ingin menegaskan bahwa okupansi Kereta Cepat Whoosh masih stabil di atas 50 persen dan minat masyarakat sangat positif,” ujarnya.
- Okupansi Whoosh Mencapai 70.1% per Hari
Eva menyatakan bahwa rata-rata okupansi Kereta Whoosh mencapai 70,1 persen per hari sejak awal operasinya hingga sekarang. “Data volume penumpang menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap penggunaan Kereta Whoosh terus meningkat sejak awal beroperasi,” paparnya.(BY)