Jakarta – Diprediksi bahwa laba bersih Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan mencapai Rp250 triliun pada tahun 2023. Angka tersebut mengalami penurunan yang signifikan jika dibandingkan dengan laba bersih pada tahun 2022 yang mencapai Rp303 triliun.
Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan bahwa penurunan laba perusahaan pelat merah tahun ini disebabkan oleh melemahnya harga sejumlah komoditas saat ini.
“Mestinya tahun ini Rp 250 triliun, masih dapat kita efisienkan lagi dari capex dan operasional semua holding,” ujar Erick pada Rabu (20/12/2023).
Diketahui bahwa BUMN di sektor jasa keuangan memberikan kontribusi terbesar terhadap laba bersih konsolidasi perusahaan pelat merah sepanjang tahun 2022. Laba konsolidasi BUMN pada tahun lalu mencapai angka Rp303 triliun.
Erick Thohir menyebut bahwa perseroan di sektor jasa keuangan menempati posisi pertama di antara 12 klaster BUMN lainnya.
Dari total laba bersih BUMN, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencatatkan keuntungan sebesar Rp51,4 triliun. Angka tersebut naik 67,15 persen secara tahunan (YoY).
Selanjutnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mencapai Rp41,2 triliun, atau naik 46,89 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (Persero) (BBNI) mencatatkan laba bersih sebesar Rp18,31 triliun, tumbuh 68 persen dibandingkan dengan tahun 2021. Sementara itu, PT Bank Tabungan Negara Tbk (Persero) (BBTN) melampaui angka Rp3 triliun.(BY)