Jakarta – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menekankan bahwa pembangunan infrastruktur di perkotaan tidak boleh terbatas pada bangunan-bangunan beton semata. Perlu diupayakan agar pembangunan ini juga mampu memberikan kenyamanan bagi masyarakat yang mendiami kota tersebut.
Pembangunan perkotaan yang terlalu bergantung pada bahan beton seringkali membuat suhu kota meningkat, terutama ketika pohon-pohon ditebang. Oleh karena itu, aspek lingkungan juga harus menjadi perhatian utama dalam pengembangan atau pembangunan kota, seperti yang tengah dilakukan dalam pembangunan Kota Baru Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.
Menteri Basuki menyatakan bahwa pembangunan perkotaan kini tidak hanya melibatkan aspek fisik semata, melainkan juga menyangkut identitas sosial-budaya yang inklusif serta kegiatan ekonomi yang produktif bagi semua warga kota.
Mengingat pertumbuhan penduduk yang diprediksi semakin cepat, Menteri Basuki menegaskan bahwa pemerintah harus mempersiapkan kota yang aman dan nyaman untuk ditinggali. Konsep livable city tidak hanya mengusung unsur modernitas pembangunan perkotaan, tetapi juga mencakup unsur ketahanan terhadap risiko bencana.
“Keberlanjutan sangat terkait dengan lingkungan. Jadi, konsepnya adalah kota yang tangguh menghadapi perubahan iklim dan nyaman bagi warganya untuk tinggal, beraktivitas, dan berproduksi,” tambah Menteri Basuki.
Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Bambang Susantono berharap agar pembangunan kota ke depannya fokus pada kelayakan kota (livability), sehingga mampu mengatasi berbagai dinamika permasalahan di masa mendatang. Tujuannya adalah menjadikan kota bukan hanya tempat tinggal yang nyaman dan berkelanjutan, tetapi juga kota yang dicintai oleh warganya.(BY)