PT Pertamina Turunkan Harga BBM Non Subsidi, Ini Daftar Harganya

Harga BBM Pertamina Hari Ini.
Harga BBM Pertamina Hari Ini.

Jakarta – PT Pertamina (Persero) telah menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi pada beberapa jenis BBM, termasuk Pertamax Series dan Dex Series, mulai tanggal 1 November 2023. Penurunan harga ini telah diterapkan di seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di seluruh Indonesia.

Berikut adalah daftar perubahan harga BBM Pertamina:

Pertamax Series:

  • Pertamax (RON92) turun menjadi Rp13.400 per liter dari harga sebelumnya Rp14.000.
  • Pertamax Green 95 (RON95) turun menjadi Rp15.000 per liter dari harga sebelumnya Rp16.000 per liter.
  • Pertamax Turbo (RON 98) turun menjadi Rp15.500 per liter dari harga sebelumnya Rp16.600.

Dex Series:

  • Dexlite (CN 51) disesuaikan menjadi Rp16.950 per liter dari harga sebelumnya Rp17.200.
  • Pertamina Dex (CN 53) turun menjadi Rp17.750 per liter dari harga sebelumnya Rp17.900.
Baca Juga  PT Pertamina Tanggapi Pengunduran Dirinya Ahok dari Jabatan Komisaris Utama

Perubahan harga ini berlaku untuk provinsi yang memiliki besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) sebesar 5%, seperti di wilayah DKI Jakarta.

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting, menjelaskan bahwa harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif. Oleh karena itu, Pertamina melakukan evaluasi secara berkala untuk mengikuti tren dan mekanisme pasar. Penyesuaian harga ini mengikuti tren harga minyak dunia dan harga rata-rata publikasi minyak.

“Harga BBM non subsidi Pertamina mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk minyak mentah, publikasi MOPS, dan nilai tukar kurs. Hal ini dilakukan agar Pertamina tetap dapat menjamin penyediaan dan penyaluran BBM ke seluruh pelosok Tanah Air,” ujar Irto Ginting.

Baca Juga  Menteri Ketenagakerjaan Indonesia dan Malaysia Sepakati Pembaharuan MoU Pekerja Migran

Masyarakat diharapkan dapat memahami bahwa harga BBM non subsidi dapat berubah sewaktu-waktu, tergantung pada kondisi harga minyak dunia yang merupakan bahan baku utama untuk memproduksi BBM. Meskipun saat ini terjadi penurunan harga, konflik di Timur Tengah masih dapat berpotensi memengaruhi harga ke depan, sehingga penyesuaian harga masih mungkin terjadi.(BY)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *