Jakarta – Menara Saidah, sebuah ikon kota Jakarta dengan 30 lantai, telah menjadi pusat perbincangan dan sorotan selama bertahun-tahun. Namun, bukan karena arsitektur indahnya, melainkan karena aura angker dan kehadiran misterius yang telah menghantuinya sejak lama. Bangunan ini telah terbengkalai sejak tahun 2007, dan terlarang beroperasi karena alasan konstruksi yang dianggap tidak aman.
Bangunan ini memiliki sejarah yang panjang, dengan banyak cerita mistis yang beredar di sekitarnya. Namun, pertanyaan tentang siapa pemilik sebenarnya dari Menara Saidah sering menjadi misteri tersendiri.
Pada awalnya, gedung ini dimiliki oleh PT Mustika Ratu, perusahaan yang dimiliki oleh Mooryati Soedibyo. Namun, kepemilikan ini tidak bertahan lama, dan gedung tersebut kemudian dilelang dan dimenangkan oleh keluarga Saidah pada tahun 1995.
Sejak saat itu, nama gedung tersebut diubah menjadi Menara Saidah, sesuai dengan nama pemiliknya, yakni Saidah Abu Bakar Ibrahim. Saidah Abu Bakar Ibrahim sering disebut-sebut sebagai mertua dari aktris Inneke Koesherawati.
Gedung ini awalnya terdaftar atas nama anak kelima dari keluarga Saidah, Fajri Setiawan. Namun, setelah diberitakan telah meninggal dunia, kepemilikannya berpindah ke tangan anak bungsu keluarga Saidah, yakni Fahmi Darmawansyah, yang juga merupakan suami dari Inneke Koesherawati.
Namun, perhatian publik terhadap Menara Saidah tidak hanya karena sejarah pemiliknya. Beberapa waktu yang lalu, bangunan ini menjadi viral karena adanya laporan tentang cahaya merah yang terlihat dari dalamnya.
Seorang warga melaporkan bahwa Menara Saidah terkadang menyala dengan warna merah setiap kali matahari terbenam. Hingga saat ini, alasan di balik cahaya merah di dalam bangunan tersebut masih menjadi misteri.
Namun, Sekretaris RW 01, Muhammad Akbar, mengatakan bahwa peristiwa tersebut sangat tidak mungkin terjadi. Dia menjelaskan bahwa Menara Saidah telah tidak memiliki pasokan listrik selama bertahun-tahun.
Kisah misteri dan sejarah panjang Menara Saidah membuatnya menjadi salah satu bangunan paling terkenal di Jakarta. Sebuah kehadiran yang menciptakan banyak cerita, tanda tanya, dan ketakutan di kalangan penduduk kota.(BY)