Jakarta – Kehadiran mobil listrik Neta di Singapura tampaknya tidak bertahan lama. Diler pertama sekaligus satu-satunya yang dibuka pada Januari 2025 kini dilaporkan sudah tidak lagi beroperasi. Penutupan ini terjadi secara tiba-tiba hanya dalam waktu kurang dari tiga bulan setelah peluncuran merek tersebut di negeri Singa.
Dilansir dari AutoBuzz pada Kamis (10/4/2025), outlet penjualan yang terletak di kawasan One Commonwealth terlihat kosong tanpa aktivitas maupun keberadaan mobil di dalam showroom. Tidak ada petugas yang berjaga, dan tidak pula ditemukan pengumuman resmi terkait penutupan tersebut.
Media lokal The Business Times yang mencoba menelusuri situasi ini belum mendapatkan jawaban apa pun dari pihak perusahaan. Ketika mereka mengunjungi lokasi akhir pekan lalu pada jam operasional, diler tersebut benar-benar tidak menunjukkan tanda-tanda aktif.
Kecurigaan terhadap kelangsungan operasional Neta di Singapura semakin diperkuat oleh absennya aktivitas di akun media sosial resmi Neta Auto Singapore sejak 19 Maret lalu.
Neta sendiri diperkenalkan secara resmi ke pasar Singapura pada 9 Januari 2025 melalui distributor Evology Automobile. Dua model andalan mereka, Neta X dan Neta Aya (dikenal sebagai Neta V-II di Indonesia), sempat mencuri perhatian publik, bahkan mencatat 52 pesanan saat mengikuti ajang Singapore Motor Show awal tahun ini.
Namun, data dari Land Transport Authority (LTA) mengungkap bahwa hanya empat unit kendaraan Neta yang tercatat resmi di Singapura hingga saat ini — dua unit terdaftar pada November 2024 dan dua lainnya pada Januari 2025.
Masalah Global Bayangi Masa Depan Neta
Tak hanya di Singapura, kondisi perusahaan induk Neta, yakni Hozon Auto yang berbasis di Shanghai, juga tengah diguncang krisis serius. Menurut laporan media Tiongkok, perusahaan menghadapi penurunan penjualan drastis, yakni anjlok 98 persen secara tahunan pada Januari 2025.
Tak hanya itu, muncul pula kabar bahwa sejumlah karyawan dan vendor belum menerima pembayaran, memicu unjuk rasa di kantor pusat perusahaan. Dalam periode 2021 hingga 2023, Neta disebut mengalami kerugian total mencapai CNY17,2 miliar atau sekitar Rp3,2 triliun.
Dugaan lainnya menyebutkan bahwa perusahaan telah menutup divisi riset dan pengembangan (R&D) sebagai bagian dari langkah efisiensi. Namun, pihak Neta membantah tudingan ini melalui pernyataan di akun resmi Weibo mereka dan menyatakan siap menindak hukum pihak-pihak yang menyebarkan informasi keliru.
Sementara itu di Indonesia, Neta masih mencoba bertahan. Berdasarkan data Februari 2025, mereka mencatat penjualan 78 unit — terdiri dari 55 unit Neta V-II dan 23 unit Neta X. Adapun pada Januari 2025, angka penjualan sedikit lebih tinggi dengan total 90 unit (57 unit V-II dan 33 unit X).(BY)