Debt Collector Pinjaman Online dalam Sorotan: Pelecehan, Pemerasan, dan Tragisnya Kasus Bunuh Diri

Ancaman debt collector pinjol.
Ancaman debt collector pinjol

Jakarta – Perilaku para debt collector (DC) dari perusahaan pinjaman online (pinjol) telah mencuri perhatian karena sikap tak wajar yang mereka tunjukkan kepada nasabah mereka. Kasus-kasus bunuh diri yang terkait dengan praktik pinjol semakin meresahkan, dengan salah satu contoh paling tragis terjadi di India, di mana lebih dari 60 korban tewas akibat masalah pinjol.

Seorang pekerja penagih utang pinjol, yang menggunakan nama samaran Rohan, mengungkapkan betapa ia merasa terganggu dengan pelecehan yang sering kali dia saksikan dalam pekerjaannya. Banyak nasabah yang menangis dan bahkan ada yang mengancam akan mengakhiri hidupnya.

banner sidebar

“Rentetan pengalaman itu menghantuiku sepanjang malam,” ungkap Rohan seperti yang dikutip dari BBC Indonesia pada Senin (16/10/2023).

Rohan telah mencoba berbagai pekerjaan di dua pusat panggilan yang berbeda, yaitu Majesty Legal Services dan Callflex Corporation, dan ia secara diam-diam merekam kejadian-kejadian tersebut selama berpekan-pekan.

Baca Juga  Maraknya Kasus Tidak Mampu Bayar di Layanan Pinjaman Online Akulaku

Dalam video yang ia rekam, terlihat beberapa karyawan aplikasi pinjol yang memperlakukan klien mereka dengan sangat kasar.

“Berperilaku baiklah, atau aku akan menghancurkanmu,” ancam seorang karyawan pinjol sambil mengumbar kata-kata kasar.

Ada juga yang menuduh nasabahnya melakukan inses, dan ketika menutup panggilan telepon, mereka bahkan tertawa dengan sinis.

Seorang karyawan pinjol bahkan dengan tega menyarankan kepada seorang nasabah untuk menjual layanan prostitusi ibunya agar dapat membayar kembali utangnya.

Rohan mengaku telah menyaksikan lebih dari 100 insiden pelecehan dan pemerasan selama bekerja di sektor ini. Dia berhasil mendokumentasikan secara rahasia praktik pemerasan sistematis ini dengan menggunakan kamera tersembunyi.

Pelecehan paling buruk yang ia saksikan terjadi di Callflex Corporation, di luar Delhi.

Di sini, para karyawan pinjol secara rutin menggunakan kata-kata kotor untuk merendahkan dan mengancam nasabah. Ini bukan perilaku bebas yang berada di luar kendali, melainkan praktik yang diarahkan oleh manajer-manajer di pusat panggilan ini, termasuk salah satu manajer yang bernama Vishal Chaurasia.

Baca Juga  Gubernur BI Lantik Dua Kepala Departemen Baru, Riza Tyas dan Anastuty K.

Rohan berhasil memenangkan kepercayaan Chaurasia, dan bersama seorang jurnalis yang menyamar sebagai investor, mereka mengatur pertemuan dengan Chaurasia untuk mengungkapkan secara rinci bagaimana praktik penipuan ini bekerja. (BY)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *