BTN Syariah Targetkan Masuk Kategori BUKU II dengan Modal Hingga Rp 6 Triliun

BTN Spin Off Unit Syariah.
BTN Spin Off Unit Syariah

Jakarta PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN memastikan bahwa pemisahan (spin off) Unit Usaha Syariah (UUS) atau BTN Syariah akan terlaksana pada semester I-2025. Perusahaan telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 6 triliun untuk mendukung aksi korporasi tersebut.

Direktur Utama BTN, Nixon L.P Napitupulu, mengatakan bahwa BTN menyiapkan dana sebesar Rp1,5 – Rp 6 triliun agar BTN Syariah tidak masuk dalam kategori BUKU 1 atau kategori terendah dari BUKU lainnya. BTN Syariah ditargetkan untuk masuk ke dalam BUKU II, yaitu kategori bank dengan modal inti antara Rp 1 triliun – Rp 5 triliun.

Baca Juga  Kementerian PANRB Setujui 26.319 Kebutuhan ASN untuk Kementerian PUPR

“Kami sedang menyiapkan spin off UUS dengan total modal Rp1,5 sampai Rp6 triliun, agar tidak turun ke BUKU I. Kami harapkan bisa tetap di BUKU II,” ujar Nixon saat RDP di Gedung DPR RI Jakarta, Senin (8/7/2024).

Nixon menyebutkan bahwa sepanjang kuartal I-2024, BTN Syariah membukukan kinerja keuangan yang positif, dengan laba bersih naik 56,1 persen menjadi Rp 164 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Di sisi dana pihak ketiga (DPK), juga terjadi kenaikan dalam tiga bulan pertama tahun ini, menjadi Rp 43 triliun, yang tumbuh 20,3 persen secara tahunan.

Baca Juga  Ganjar Pranowo Bersuara di Ponorogo, Komitmen Fasilitas dan Internet Cepat untuk Generasi Milenial

“DPK tumbuh lebih baik daripada induknya (BTN) yaitu sebesar 20 persen. Laba bersih juga meningkat 56 persen,” tambahnya.

Dari sisi aset, juga terjadi pertumbuhan 17,9 persen menjadi Rp 55 triliun per Maret 2024. Pembiayaan tumbuh 20% menjadi Rp 39 triliun.

“Kami sangat senang karena mereka tumbuh secara organik dengan sangat baik dan memang menyasar segmen perumahan serta pembiayaan konsumen,” ungkap Nixon.

“Bank ini lebih fokus pada kebutuhan konsumen di bidang perumahan dengan akad syariah, tidak bermain di sektor korporat, komersial, atau UMKM,” lanjut Nixon.(BY)