Padang  

BPBALP Sungai Nipah Diimbau Gali Potensi Perikanan untuk Peningkatan PAD

Nipah
Seorang pekerja mengangkat seekor ikan kerapu siap ekspor di Kabupaten Pesisir Selatan

Padang – DPRD Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mengusulkan agar UPTD Balai Perikanan Budidaya Air Laut dan Payau (BPBALP) Sungai Nipah bekerja sama dengan pengusaha untuk mengoptimalkan potensi pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor perikanan.

“Peluang PAD dari budidaya ikan laut dan payau sangat besar, namun belum dikelola dengan maksimal,” ujar Ketua DPRD Provinsi Sumbar, Muhidi, di Padang, Kamis.

banner sidebar

Muhidi menambahkan bahwa UPTD BPBALP perlu menggandeng berbagai pihak, termasuk pengusaha, untuk meningkatkan pendapatan daerah dari sektor ini.

Kerja sama tersebut menjadi sangat penting mengingat penurunan PAD Sumbar sebesar Rp1,3 triliun. Oleh karena itu, potensi yang ada, terutama di sektor kelautan dan perikanan, harus dimaksimalkan.

Baca Juga  Pemerintah Diimbau Hati-hati dalam Menentukan Operasional Bandara IKN sebagai Bandara Internasional

“Sektor perikanan bisa menjadi salah satu andalan Sumbar untuk meningkatkan pendapatan,” katanya.

Sementara itu, Kepala BPBALP Sungai Nipah, Lastri Mulyanti, menyebutkan beberapa komoditas yang saat ini dikembangkan, seperti ikan karapu, kakap, lobster laut, dan udang vaname.

“UPTD BPBALP Sungai Nipah dapat menjadi andalan dalam peningkatan PAD, namun alokasi anggaran yang ada belum mencukupi,” katanya.

Lastri mengungkapkan bahwa terdapat 33 kelompok nelayan pembudidaya ikan kerapu di bawah binaan BPBALP yang tersebar di Painan, Kabupaten Pesisir Selatan. Kelompok-kelompok ini berhasil mengimpor ikar kerapu hingga 33 ton per tahun.

Baca Juga  Lapas Kelas II Padang Gelar Razia, Temukan 10 Ponsel Terlarang di Kamar Narapidana

“BPBALP terus membina para peternak ikan agar terhindar dari gagal panen, dan hasilnya cukup baik karena tidak ada yang gagal panen,” tambahnya.

Pada tahun 2024, UPTD BPBALP Sungai Nipah menargetkan penerimaan PAD sebesar Rp475 juta, namun hingga akhir Desember 2024, instansi tersebut baru berhasil mengumpulkan Rp132 juta. (des*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *