Pengamat Kebijakan Pemkab Rembang Oleh Sukirno Rabu (20 Maret 2024).
Rembang fajarharapan.id – Selama pemerintahan yang ada di Kabupaten Rembang belum pernah terjadi zonk anggaran ( Defisit anggaran). Baru kali ini terjadi di Rembang, selama ini Rembang tidak pernah mengalami krisis keuangan.
Menurut sumber yang kami terima karena pos-pos anggaran tidak sesuai dengan judulnya. Misalnya pos anggaran beli pasir digunakan beli besi kan gak mungkin, akhirnya sampai titik zenitnya terjadi zonk ( tidak sesuai harapan) anggaran.
Kepala DPPKAD Fery Sumadi, dalam pandangan saya, ia paham betul paham segala akunting. Ia pernah bekerja di Papua, yang dipercaya untuk mengelola keuangan PT Panca Duta bersama Sugiarto ( anggota DPRD PPP).
Menurut Fery terjadinya Defisit anggaran di karenakan terjadi kesalahan penggunaannya pak, “saya kan, cuman bawahan, apa kata atasan, ya saya jalankan. Akan tetapi saya sudah pernah memperingatkan pak. Karena pos-pos untuk sesuatu dialihkan akhirnya terjadi blunder”
Lain halnya dengan Musta’in Kepala DPPKAD yang sebelumnya, ia backgroundnya bukan di bidang keuangan. Awalnya, ia dari Dinas DPU dalam bidang Kebersihan dan Pertamanan, Sub urusan Pemakaman Kabupaten Rembang.
Pada waktu Musta’in di DPPKAD mendapat tugas dari Bupati merangkap jabatan sebagai bendahara Korpri Kabupaten Rembang, padahal Musta’in selama yang saya tau ia malah mengurusi korpri apalagi menjadi Bendahara.
Menurut saya yang menguasai seluk beluk korpri itu Hadi Sutopo yang sudah pensiun.
Seiring dengan perjalan waktu, ketua korpri itu dijabat oleh sekda ( Fahrudin). Dalam hal ini sekda menanyakan kepada Musta’in (selaku bendahara korpri) hasilnya Sekda marah karena Musta’in tidak bisa menjelaskan neraca keuangan korpri. Hal tersebut berujung Musta’in di pindah tugas dari Inspektorat ke Perumahan dan Pemukiman.(putra/romadi)