Bahaya Tersembunyi di Teh Celup, Mikroplastik Mengintai Setiap Seduhan

Peneliti Ecoton menemukan partikel mikroplastik pada sejumlah merek teh celup yang tersebar di Indonesia.
Peneliti Ecoton menemukan partikel mikroplastik pada sejumlah merek teh celup yang tersebar di Indonesia.

JakartaTeh celup, yang kerap jadi andalan banyak orang untuk menemani waktu santai, ternyata menyimpan risiko kesehatan yang jarang disadari. Penelitian terbaru dari Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) mengungkap temuan mengejutkan: partikel mikroplastik terdeteksi dalam beberapa merek teh celup yang dijual bebas di Indonesia.

Pengujian dilakukan terhadap lima merek teh berbeda dengan dua metode penyeduhan. Dalam metode pertama, kantong teh dimasukkan ke dalam air sebelum dipanaskan hingga suhu 95°C. Metode kedua dilakukan dengan mencelupkan kantong teh ke dalam air setelah suhu tersebut tercapai, lalu diaduk selama lima menit.

Baca Juga  Sumba Masuk Daftar Destinasi Wajib Kunjungi 2025 Versi Forbes

Hasilnya cukup mengkhawatirkan. Pada perlakuan pertama, ditemukan partikel mikroplastik dalam jumlah 1.009 hingga 1.093 per 200 ml air. Sedangkan metode kedua menghasilkan 641 hingga 763 partikel. Ini menunjukkan bahwa pemanasan langsung kantong teh dalam air meningkatkan pelepasan partikel mikroplastik.

Mikroplastik dapat masuk ke dalam minuman karena material plastik pelapis yang digunakan pada kantong teh. Umumnya, kertas kraft pada kantong teh dilapisi dengan polietilen (PE), jenis plastik yang membuatnya lebih rekat saat dipanaskan. Namun, PE ini ternyata bisa terlepas ketika terkena suhu tinggi.

Baca Juga  7 Dosa yang Bisa Menghambat Rezeki dalam Hidup Anda

Meskipun Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia sempat menyatakan bahwa bahan kantong teh telah melewati uji keamanan pangan termasuk batas migrasi plastik, hasil riset Ecoton memberikan peringatan baru. Dalam riset tersebut, polietilen terbukti melepaskan partikel mikroplastik ketika dipanaskan pada suhu tinggi.

Mikroplastik sendiri adalah partikel plastik berukuran di bawah lima milimeter yang tidak mudah terurai. Dalam jangka panjang, penumpukan mikroplastik di tubuh manusia dapat memicu berbagai masalah kesehatan, mulai dari gangguan hormon, stres oksidatif, hingga risiko kanker.(BY)