Jakarta – Meski menjadi makanan pokok bagi banyak orang, beras ternyata bisa mengandung zat berbahaya yang berpotensi memicu kanker, salah satunya adalah arsenik. Namun, cara memasak yang tepat bisa membantu menurunkan kadar senyawa beracun tersebut.
Arsenik merupakan unsur logam yang secara alami bisa ditemukan di air, tanah, dan udara. Zat ini dapat diserap oleh tanaman, termasuk padi, terutama karena metode penanaman di lahan tergenang air yang memudahkan akumulasi arsenik, khususnya jenis anorganik yang diketahui bersifat toksik.
Menurut laporan dari Business Times, beberapa wilayah dengan kontaminasi pestisida dan limbah industri di tanahnya lebih rentan menghasilkan beras yang mengandung arsenik dalam kadar tinggi. Lembaga-lembaga kesehatan global pun menggolongkan arsenik sebagai zat karsinogenik—artinya, paparan jangka panjang dapat meningkatkan risiko kanker.
Teknik Memasak Beras yang Lebih Sehat
Berdasarkan riset dari Queen’s University Belfast yang dilansir Healthshots, metode memasak beras dapat berperan penting dalam mengurangi kadar arsenik. Salah satu cara paling efektif adalah dengan merendam beras terlebih dahulu sebelum dimasak.
Berikut beberapa metode yang dianjurkan:
Metode perbandingan 2:1 – Beras dimasak dengan air dua kali lipat dari jumlah beras, tanpa proses perendaman. Meski mudah, cara ini kurang efektif dalam menurunkan arsenik.
Metode perendaman dan bilas – Beras direndam dalam air dengan perbandingan 5:1 selama beberapa jam, lalu airnya dibuang sebelum dimasak. Teknik ini mampu menurunkan kadar arsenik hingga sekitar 50%.
Rendam semalaman – Cara paling efektif, yakni dengan merendam beras semalaman dan membilasnya sebelum dimasak. Penelitian menunjukkan teknik ini bisa mengurangi arsenik hingga 80%.
Jika Anda tidak memiliki waktu untuk merendam semalaman, setidaknya lakukan perendaman selama 3–4 jam. Walau tidak seefektif perendaman semalam, metode ini tetap membantu mengurangi paparan racun.
Dengan menerapkan teknik memasak yang tepat, Anda bisa tetap menikmati nasi tanpa harus khawatir akan risiko kesehatan yang mungkin ditimbulkan. Yuk, mulai ubah kebiasaan memasak untuk hidup yang lebih sehat!(BY)