Padang – Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi, mengungkapkan bahwa daerah tersebut masih menghadapi kekurangan tenaga dokter yang mempengaruhi optimalitas pelayanan kesehatan.
“Pemprov Sumbar terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Akan tetapi, masih terdapat sejumlah kendala seperti belum tercukupinya kebutuhan dokter,” ujar Mahyeldi di Padang pada hari Minggu.
Pernyataan tersebut disampaikannya saat menghadiri telewicara dalam rangka puncak peringatan HUT ke-73 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di Padang dengan tema “Peran Strategi IDI sebagai Organisasi Profesi Dokter dalam Memajukan Kesehatan Sumatera Barat”.
Mahyeldi menyoroti rasio dokter terhadap jumlah penduduk yang belum memenuhi standar Badan Kesehatan Dunia (WHO) yaitu 1:1.000. Saat ini, jumlah dokter di Sumbar mencapai 4.897 orang, sedangkan total penduduknya mencapai 5.640.629 jiwa (berdasarkan data BPS 2022), menjadikan rasio dokter di Sumbar saat ini menjadi 1:1.152.
“Berdasarkan data itu Sumbar masih kekurangan 743 dokter lagi,” ungkapnya.
Penting untuk dicatat bahwa penempatan dokter di Sumbar juga belum merata, dengan sebagian besar dokter masih berada di kota besar sementara di daerah-daerah terpencil belum tercukupi.
“Kami berharap, agar semua pihak, termasuk IDI, FK Unand, dan pihak terkait lainnya, turut mendorong terjadinya pemerataan penempatan dokter di Sumbar, terutama di daerah terisolasi,” tambahnya.
Gubernur Mahyeldi berharap peringatan HUT IDI kali ini dapat menjadi awal perbaikan serta reformasi sistem kesehatan di Sumbar. Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumbar, Lila Yanwar, mengakui peran besar IDI dalam mendorong peningkatan pelayanan kesehatan di Sumbar dan berharap IDI terus konsisten sebagai organisasi profesi yang mandiri dan akuntabel.(des)