 |
| Ketua Exco Partai Buruh Pasaman Admijal saat menghadiri rakernas Partai Buruh di Hotel Ciputra, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu. (f: dok pribadi) |
Lubuk Sikaping, fajar harapan.ud - Buruh merupakan unsur dominan dalam struktur masyarakat di Indonesia. Yang sering menjadi pertanyaan adalah, apakah para buruh yang bergerak di sejumlah sektor itu sudah mendapatkan hak-haknya secara benar.
"Saya melihat belum," kata Ketua Exco Partai Buruh Kabupaten Pasaman Admijal kepada fajarharapan.id di Lubuk Sikaping, ibukota Kabupaten Pasaman, Kamis (9/2/2023). Bahkan ia melihat sejumlah hak buruh mesti diperjuangkan lebih keras lagi.
Amijal menunjuk contoh undang-undang (UU) Cipta Kerja yang belum lama ini diundangkan oleh pemerintah. "Kami dari Partai Buruh tetap konsisten mendesak pemerintah untuk melakukan revisi terhadap UU itu," tambah Admijal.
Karena belum mendapatkan hak-haknya secara layak, menurut Admijal, maka apa yang terjadi dan menimpa kalangan buruh di negeri ini seperti perbudakan modern.
"Saatnya kaum buruh bangkit untuk memperjuangkan nasibnya sendiri," tambah Admijal. "Kalau tidak sekarang, kapan lagi?"
Dijelaskan Admijal, partainya memiliki apa yang disebut dengan 13 platform perjuangan Partai Buruh. "Kalau ingin tahu esensi keberadaan dan perjuangan Partai Buruh, tertuang di dalam 13 Platform Perjuangan Partai Buruh," sambungnya.
Admijal yakin Partai Buruh akan mendapat penerimaan yang luas di tengah masyarakat Pasaman. Dari sejumlah dialog yang dilakukan dengan sejumlah elemen masyarakat, Admijal menangkap animo masyarakat yang tinggi untuk mengetahui garis perjuangan Partai Buruh.
Admijal pun telah bertekad untuk memberikan yang terbaik bagi Partai Buruh sebatas kemampuan yang ia miliki. "Alhamdulillah (untuk terjun ke politik praktis) sata mendapat dukungan dari keluarga," katanya. "Termasuk para keluarga terdekat." (spa)
