![]() |
(ilustrasi) |
Jakarta,
fajarharapan.id - Jumlah kasus positif virus corona (Covid-19) di Indonesia secara kumulatif
per Minggu (2/8/2020) mencapai 111.455 orang. Data tersebut Satgas Penanganan
Covid-19 yang diterima pada pukul 15.38
WIB.
Dari jumlah
kasus positif tersebut, sebanyak 68.975 dinyatakan sembuh dan 5.236 orang
lainnya meninggal dunia.
Terjadi
pertambahan 1.519 orang positif virus corona dari data kemarin, sementara itu
untuk yang sembuh bertambah 1.056, dan meninggal bertambah 43 secara nasional.
Kasus positif
Covid-19 sendiri telah berada di 34 provinsi se-Indonesia, di mana hari
ini bertambah lagi dua wilayah yang terdeteksi kasus baru sehingga total ada di
478 kabupaten/kota.
Per hari
ini, Satgas juga mendata jumlah spesimen yang telah diperiksa sejak kemarin
adalah 20.032. Sementara itu, jumlah suspek Covid-19 di Indonesia saat ini
sebanyak 62.366.
Angka
tersebut bertambah dari laporan sehari sebelumnya. Per Sabtu (1/8/2020), kasus
positif mencapai 109.936 orang. Dari jumlah kasus positif tersebut, sebanyak
67.919 orang dinyatakan sembuh dan 5.193 lainnya meninggal dunia.
Anggota Tim
Pakar Satuan Tugas Covid-19, Dewi Nur Aisyah mengatakan klaster perkantoran
virus corona meningkat semenjak diberlakukan transisi Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB), seiring kampanye adaptasi kebiasaan baru (AKB), sejak
awal Juni lalu.
Satgas
Covid-19 pun merekomendasikan perusahaan atau perkantoran menerapkan sistem
kerja dari rumah atau work from home (WFH) untuk mencegah penularan virus
corona.
"Untuk
perusahaan yang masih bisa melakukan kerja WFH, lebih baik WFH," kata Dewi
di BNPB, Rabu (29/7/2020).
Sementara
itu, Direktur Pengembangan Strategi Penanggulangan Bencana BNPB, Agus Wibowo
mengakui belum semua daerah melakukan tes pemeriksaan virus corona (Covid-19)
sesuai yang disarankan Badan Kesehatan Dunia (WHO).
"Belum
semua wilayah di Indonesia memenuhi saran dari WHO yang satu tes per seribu
(penduduk) per minggu," kata Agus dalam diskusi virtual 'Ketimpangan Tes
Covid-19 di Indonesia: Dari Jakarta hingga Papua', Sabtu (1/8/2020).
Agus
mengatakan baru delapan provinsi yang memenuhi saran WHO. Delapan daerah itu
yakni Sumatera Barat, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Bali, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Timur, Gorontalo, dan Papua.
Meski
demikian, kata Agus, sejumlah daerah sudah mulai menyadari pentingnya
peningkatan tes Covid-19. Misalnya seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa
Timur yang sudah mulai meningkat kapasitas tes.
Menurutnya,
karena masih banyak daerah yang kapasitas tes Covid-19 minim, jumlah tes secara
nasional pun jauh dari target WHO.
Menyikapi
hal tersebut, dalam kegiatan yang sama, Peneliti Laboratorium Molekuler
Diagnostik DKI Jakarta, Ungke Antonjaya menyarankan pemerintah melakukan metode
pool test atau menggabungkan beberapa spesimen dalam satu kali tes untuk
meningkatkan kapasitas pemeriksaan Covid-19.
Menurutnya,
ada sejumlah hal yang harus disiapkan untuk menerapkan pool test.
Misalnya, laboratorium harus melakukan validasi jumlah sampel yang siap
digunakan. Kemudian memakai alat pengujian GeneXpert, yang bisa
menggabungkan lima sampel dalam satu kali tes.
"Tapi
tentunya dibutuhkan validasi dahulu, berapa sampel yang akan digabungkan dalam
satu tes," ujarnya.
Ungke
menyebut metode pool test sebaiknya diterapkan di daerah untuk melacak
kontak di klaster pasar dan perkantoran. Namun, efektivitas pool test
dapat terlihat jika positivity rate Covid-19 Indonesia di bawah 7
persen sebagaimana dikutip pada cnnindonesia.com.
Ungke
mengungkapkan pool test sudah digunakan dalam mendeteksi HIV dan
Hepatitis. Sedangkan di Indonesia, sebuah laboratorium di Sumatera Barat sudah
memiliki pengalaman menggunakan metode pool test. (*)