![]() |
(ilustrasi) |
Jakarta,
fajarharapan.id - Direktorat Jenderal Penyelenggaraan haji dan
Umrah (Ditjen PHU) Kementerian Agama (Kemenag) sedang membuat skenario sebagai
persiapan dibukanya kembali umroh oleh pemerintah Arab Saudi. Persiapan ini
untuk memastikan ketika umroh dibuka perjalanan jamaah lancar tanpa
hambatan.
"Kami
sedang siapkan beberapa skenario," kata Direktu Bina Haji Umrah Ditjen
PHU, Kemenag Arfi Hatim saat dihubungi, Jumat (7/8/2020).
Selain
menyiapkan skenario di internal, Ditjen PHU juga akan menggelar koordinasi
dengan Kementerian dan Lembaga terkait.
Tujuannya untuk membahas keberangkatan
umrah yang tertunda karena Covid-19. Pada Februari ribuan jamaah umroh batal
diterbangkan karena Saudi menutup akses masuk kenagaranya. "Termasuk
koordinasi dengan beberapa kementerian dan lembaga terkait lainnya,"
ujarnya.
Arfi belum
menyampaikan detail skenarionya seperti apa dan kapan jadwal pertemuan antara
kementerian dan lembaga akan digelar.
Namun kata Arfi yang jelas perlu
ada pembahasan dalam pertemuan itu demi kenyamanan masyarakat dalam berumroh di
tengah Covid-19.
"Ada
beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk menjamin kesehatan, keselamatan dan
keamanan jamaah umroh," katanya.
Dihubungi
terpisah Sekjen Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji Umrah Republika Indonesia
(Amphuri) Firman M Nur menyampaikan skenario pertama jika umrah dibuka oleh
pemerintah Saudi Arabia adalah memprioritaskan berangkatkan jamaah yang
tertunda.
Hal ini merupakan kesepakatan awal dengan Kemenag dan juga Airlines.
"Bahwasannya
jamaah-jamaah yang tertunda yang sudah masuk dalam Siskopatuh akan
diprioritaskan berangkat lebih dahulu," katanya.
Namun kata
dia tidak dipungkiri bahwa semuanya kembali kepada kebijakan Pemerintah Arab
Saudi tentang tata cara, tata kelola dan pelayanan umroh sesuai protokol
pencegahan Covid-19.
Tata cara itu mulai dari batasan usia ataupun dengan
kriteria kesehatan yang ditentukan Saudi harus dijalankan jamaah.
Firman
berharap jika memang ada protokol kesehatan untuk umroh dari Arab Saudi,
Pemerintah Indonesia dan juga penyelenggara perjalanan ibadah umroh (PPIU) bisa
mendapatkanya lebih awal. Hal itu agar yang berkepentingan dapat mensosialisasikannya
kepada jamaah.
"Kita
berharap informasi (protokol khusus umroh) tersebut bisa kami dapatkan lebih
awal. Namun sampai saat ini sebagai cerminan protokol pelaksanaannya adalah
sebagaimana pelaksanaan haji tahun ini," katanya.
Firman
mengatakan, sudah mendapat informasi umroh akan segera dibuka Saudi. Menurutnya
informasi ini tetunya sangat menggembirakan bagi penyelenggara dan
jamaah. "Insya Allah umroh akan segera dibuka dan kita berharap
Indonesia diberi kesempatan awal untuk bisa mengirimkan jamaahnya ke tanah
suci," katanya.
Menurut
Firman destinasi ziarah ke Masjid Nabawi masih bisa dilakukan di tengah
Covid-19. Karena hal itu sesuai hadist Nabi bahwa kita sebagai umat Islam
jangan pernah memaksakan pergi ke suatu tempat, kecuali ke tiga masjid, yaitu
Masjidil Haram di Makkah, Masjid Nabawi di Madinah dan Masjidil Aqsa di
Palestina sebagaimana dikutip pada ihram.co.id.
"Janganlah
kalian menempuh perjalanan jauh kecuali menuju ke tiga masjid: masjidku ini
(Masjid Nabawi), masjid Al Haram, dan masjid Al Aqsha” (HR. Bukhari no. 1115
dan Muslim no. 1397). (*)