![]() |
(Presiden Taiwan Tsai Ing Wen) |
Taipei,
fajarharapan.com -
Taiwan sedang menuai reputasi positif dari dunia internasional karena
berhasil meredam Virus Corona (COVID-19). Padahal,
Taiwan kabarnya diabaikan oleh World Health Organization (WHO).
Berdasarkan
data Worldometer, kasus Virus Corona baru di Taiwan berjumlah 395.
Sejauh ini, ada 6 pasien meninggal dan 166 sembuh. Artinya, tingkat kematian di
Taiwan adalah 1,5 persen dan jauh lebih rendah dari rata-rata kematian dunia.
Pada Jumat
(17/4/2020), semua WNI yang positif Virus Corona di Taiwan juga
dinyatakan sembuh. Namun, Taiwan sempat tidak dianggap oleh WHO ketika Virus
Corona baru merebak.
Foreign
Policy menyebut
Taiwan berhasil karena sudah siaga sejak dini dan informasi yang transparan ke
publik. Pengabaian WHO terhadap Taiwan juga turut disorot.
"Taiwan
telah menangkal penyebaran Virus Corona baru meski diabaikan oleh World Health
Organization, aksi bully terus-terusan dari China. Singkatnya, Taiwan harus
mengandalkan diri sendiri untuk melawan Virus Corona COVID-19," tulis Foreign
Policy dalam artikel berjudul Fear of China Made Taiwan a Coronavirus
Success Story.
"Strategi
anti-Virus Corona COVID-19 Taiwan menggunakan kombinasi kesiagaan dini,
tindakan proaktif, dan berbagi informasi ke publik, serta menerapkan teknologi
dalam bentuk menganalisis big data dan platform online," lanjut media itu.
Media Jerman
Deutsche Welle turut penasaran dengan cara Taiwan menangkal Virus Corona
jenis baru itu. Tindakan sejak dini kembali menjadi kunci keberasilan Taiwan.
"Pemerintah
Taiwan mengumumkan travel ban dari pengunjung China, Hong Kong, dan
Makau setelah angka kasus Virus Corona COVID-19 mulai naik di China
daratan," tulis Deutsche Welle.
Cara Taiwan
membagikan masker juga dipuji. Sebelum aksi pemborongan marak, Taiwan lebih
dahulu menjaga persediaan masker dan menyalurkannya ke fasilitas kesehatan.
Alhasil, pemerintah bisa mencegah adanya aksi borong.
NBC News melaporkan Taiwan sudah
mengecek ke China sebelum ada kasus pertama Virus Corona jenis baru merebak di
Taiwan. Pakar Negeri Formosa melihat ada yang tidak beres dan akhirnya
pemerintahan Presiden Tsa Ing-wen mulai mengambil langkah.
Presiden
Taiwan Tsa Ing-wen berkata negaranya ingin membantu dunia melawan Virus Corona, meski pernah diabaikan
WHO. Hal itu tak terlepas dari dugaan kedekatan WHO dan China, hal yang turut
dikeluhkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
"Meski
Taiwan telah secara tidak adil dicampakan oleh WHO dan PBB, kami tetap ingin
memakai kekuatan kita di bidang manufaktur, pengobatan, dan teknologi untuk
bekerja dengan dunia," ujar Presiden Tsai dalam tulisan di Time.
Presiden
Tsai Ing-wen berkata Taiwan belajar dari beratnya wabah SARS pada 2003 lalu,
dan mereka kini bisa bersiap dengan lebih baik. Koordinasi pemerintah juga
kuat, sehingga program berlangsung secara cepat.
"Ketika
ada temuan orang yang terinfeksi pertama di Taiwan pada 21 Januari, kami
melaksanakan usaha-usaha investigatif yang teliti untuk melacakan riwayat
perjalanan dan kontak setiap pasien," tulis Presiden Tsai.
Usaha
tersebut membantu mengisolasi penulara sebelum terjadinya penularan di
masyarakat, Dunia bisnis pun menjadi sigap melakukan langkah preventif seperti
disinfeksi dan pemindaian suhu badan.
Kementerian
Ekonomi Taiwan juga berhasil berkontribusi, bukan untuk menggaet investasi atau
wisata, melainkan mengamanan produks perlengkapan kesehatan.
"Kementerian
Ekonomi berkoordinasi untuk menambah lini produksi masker bedah, memperbanyak
kapasitas produksinya, Didukung oleh pakar teknologi, serta toko obat dan
kelontong, kami menciptakan sistem untuk mendistribusi jatah masker," kata
Presiden Tsai.
Pemerintah
Taiwan kini menyindir WHO yang sedang diserang Presiden Trump akbibat terlalu
dekat dengan China dan gagal menangangi Virus Corona di awal penyebarannya.
"WHO
can help? Taiwan can help," demikian bunyi iklan Taiwan di the New York Times sebagaimana dikutip pada liputan6.com.
Di Twitter,
Presiden Tsai juga menyebarkan tagar #TaiwanCanHelp kepada dunia
internasional. (*)