![]() |
(ilustrasi) |
Jakarta, fajarharapan.com - Percobaan uji
klinis obat remdesivir kepada para pasien virus COVID-19
menunjukkan hasil yang positif. Bahkan sebagian besar dari mereka diperbolehkan
pulang setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit.
Pasien yang menjalani uji klinis obat itu semuanya memiliki gejala
pernapasan dan demam yang parah. Tetapi mereka diizinkan pulang oleh pihak
rumah sakit setelah kurang dari satu minggu menjalani perawatan.
"Berita
terbaiknya adalah bahwa sebagian besar pasien kami sudah keluar dan ini luar
biasa. Hingga kini hanya ada dua pasien yang meninggal," kata Dr Kathleen
Mullane, seorang spesialis penyakit menular di University of Chicago yang juga
memimpin uji klinis tersebut.
Hingga kini
belum ada terapi yang disetujui untuk pengobatan pasien virus Corona.
Tetapi National Institutes of Health (NIH) menyelenggarakan beberapa uji coba
obat dan perawatan lain, di antaranya adalah remdesivir.
Remdesivir
ini dikembangkan oleh salah satu perusahaan bioteknologi asal Amerika Serikat
(AS) yaitu Gilead Sciences. Obat ini telah diuji pada penyakit Ebola dan
menunjukkan sedikit hasil yang positif, tetapi beberapa penelitian lain yang
dilakukan pada hewan menemukan bahwa remdesivir dapat mencegah dan mengobati
penyakit yang terkait virus Corona seperti COVID-19, Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS), Middle East Respiratory Syndrome (MERS).
Bahkan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun mengatakan remdesivir menunjukkan potensi
dalam pengobatan pada pasien virus Corona.
Namun
sayangnya uji coba ini tidak melakukan apa yang dikenal sebagai kelompok
kontrol, sehingga akan sulit untuk mengatakan apakah obat tersebut benar-benar
bisa membantu pasien untuk lebih cepat pulih atau tidak sebagaimana dikutip pada detik.com.
Dalam kelompok
kontrol, beberapa pasien tidak akan diberikan obat yang sedang diuji, sehingga
dokter dapat menentukan apakah obat itu benar-benar mempengaruhi kondisi mereka
atau tidak. (*)