![]() |
(ilustrasi) |
Seoul,
fajarharapan.com — Korea Selatan (Korsel) melaporkan delapan kasus terbaru
COVID-19 yang menandai pertama kalinya penurunan terjadi dalam waktu dua bulan.
Kenaikan jumlah kasus hanya satu digit angka membuat negara itu lebih percaya
diri dalam meringankan pandemi yang melanda dan memberi dampak cukup
besar.
Angka untuk
kasus yang terdeteksi pada Sabtu (18/4/2020) adalah 18. Secara keseluruhan, Pusat
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) melaporkan total kasus
COVID-19 di Korsel adalah 10.661.
Setelah
melaporkan kasus COVID-19 pertama pada 20 januari lalu,
jumlah kasus baru setiap hari di negara itu tetap dalam satu digit hingga 18
Februari. Namun, setelah tanggal itu jumlah pasien meningkat secara pesar, berpusat
pada anggota kelompok gereja di Daegu, kota keempat terbesar di Korsel, serta
infeksi kluster lainnya dari rumah sakit.
Jumlah kasus
baru per hari di Korsel mencapai puncak, yaitu sebanyak 909 pada 29 Februari.
Namun, di belakang upaya habis-habisan negara itu untuk menahan penyebaran
virus corona baru, jumlah infeksi baru yang diumumkan tetap di bawah 30 dari
Senin hingga Jumat dan merosot ke bawah 20 pada Sabtu (18/4/2020).
Meski
terdapat tanda-tanda penurunan dan perlambatan penyebaran COVID-19, otoritas
kesehatan masih tetap waspada terhadap kasus-kasus baru yang datang dari luar
negeri, serta atas mereka yang dites positif.
Dari delapan kasus baru, lima
terdeteksi dari kedatangan dari negara asing. Jumlah total kasus tersebut
mencapai 998, mengambil sekitar 9 persen dari keseluruhan.
Korsel telah
melakukan tes COVID-19 kepada 550.109 warga hingga saat ini. Penurunan jumlah
kasus infeksi diyakini karena tes yang dilakukan selama akhir pekan.
Otoritas
kesehatan melakukan 4.275 tes pada Sabtu (18/4/2020), yang turun tajam dari 8.371
yang diunggah pada hari sebelumnya.
KCDC mengatakan meski jumlah infeksi baru
telah berkurang, namun penurunan dimungkinkan karena langkah sosial yang dibuat
pada pekan lalu.
"Meskipun
jumlah infeksi baru telah berkurang, penurunan itu dimungkinkan karena langkah
sosial yang dibuat sampai minggu lalu. Mempertimbangkan Paskah dan pemilihan
umum, kami berencana untuk melihat lebih dekat untuk satu minggu lagi,” ujar
KCDC dalam sebuah pernyataan, Ahad (19/4/2020).
Korsel
mengadakan pemilihan umum pada Rabu (15/4/2020). Meski pandemi melanda, lebih dari
29 juta warga di negara itu tetap memberikan suara di tempat pemungutan suara
nasional menggunakan masker wajah dan sarung tangan plastik sebagaimana dikutip pada republika.co.id.
Sementara jumlah
kematian akibat COVID-19 di Korsel mencapai 234. Jumlah pasien yang dibebaskan
dari karantina setelah melakukan pemulihan penuh mencapai 8.042, naik 105 dari
hari sebelumnya. (*)