banner sidebar

10 BUMN Lolos Uji Ketahanan, Erick Thohir, Masih dalam Kondisi Sehat

Menteri BUMN Erick Thohir.
Menteri BUMN Erick Thohir.

JakartaKementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melakukan uji ketahanan atau stress test terhadap sejumlah perusahaan pelat merah guna mengukur kesiapan mereka menghadapi gejolak ekonomi global.

10 BUMN Tercatat dalam Kondisi Stabil
Menteri BUMN, Erick Thohir, mengungkapkan bahwa hasil pengujian menunjukkan sepuluh BUMN masih dalam kategori sehat dan tangguh. Beberapa perusahaan yang masuk dalam daftar tersebut antara lain:

Perbankan milik negara (Himbara)

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk

PT Pertamina (Persero)

Holding tambang BUMN, MIND ID

“Dari pengujian ketahanan yang telah kita lakukan, sepuluh perusahaan tersebut masih menunjukkan kinerja yang baik,” ungkap Erick saat rapat kerja bersama Komisi VI DPR di kompleks parlemen, Jakarta, Selasa (20/5/2025).

Uji ketahanan ini dilakukan sebagai langkah antisipasi terhadap potensi dampak kebijakan perdagangan luar negeri, khususnya kemungkinan pemberlakuan tarif impor resiprokal dari Amerika Serikat (AS).

Menurut Erick, apabila kebijakan tarif tersebut mulai diterapkan, hasil pengujian menunjukkan bahwa dampaknya terhadap BUMN tidak akan separah yang sebelumnya dikhawatirkan. “Jika skenario itu terjadi, dampaknya masih dapat ditangani,” ujarnya.

Hasil Stress Test Bersifat Tertutup
Meski hasilnya tergolong positif, Erick menegaskan bahwa data uji ketahanan tersebut bersifat internal dan tidak dapat dipublikasikan secara terbuka. Namun, ia memastikan laporan lengkapnya akan diserahkan kepada pimpinan Komisi VI DPR untuk dibahas secara tertutup.

“Data ini bersifat sensitif, namun kami siap menyerahkannya kepada pimpinan komisi untuk ditelaah secara internal,” jelasnya.

BUMN Masih Tahan terhadap Tekanan Nilai Tukar
Selain menghadapi potensi kebijakan perdagangan luar negeri, BUMN juga diuji terhadap skenario pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

“Kita tentu tidak berharap nilai tukar sampai di level Rp 20.000, tapi dengan kondisi keuangan dan neraca perdagangan saat ini, BUMN masih bisa bertahan,” kata Erick. Ia menambahkan bahwa perusahaan dengan kondisi finansial yang sehat mampu bertahan pada kurs Rp 16.000, sementara yang kurang kuat bisa mulai terdampak jika menyentuh angka Rp 20.000.(BY)